Jumat, 18 Desember 2020

E-HRM

Definisi e-HRM

strategi perusahaan yang menggunakan teknologi, fleksibel dan terintegrasi untuk menghubungkan proses internal dan pengetahuan secara langsung untuk tujuan bisnis organisasi serta dapat diukur.

E-HRM adalah integrasi dari semua sistem sumber daya manusia yang ada, beserta aktifitas-aktifitas didalamnya, dengan mengunakan teknologi.

secara singkat, dapat dikatakan saat bagian sumber daya manusia mengunakan internet atau yang berhubungan dengan teknologi untuk mendukung aktifitasnya, prosesnya, prosedur-prosedur dalam pekerjaannya, maka itulah E-HRM.

 

Sejarah e-HRM 

1980 : banyak riset yang mengarah pada HRIS dan tidak digunakan istilah e-HRM sama sekali. Pada saat itu HRIS digunakan dalam hal payroll, employee records, compensation dan administration termasuk government reporting dan database keahlian karyawan.  HRIS merupakan sistem informasi terkomputerisasi dalam personalia.

2000an : riset tentang e-HRM bertumbuh secara signifikan dan menyatakan bahwa teknologi e-HRM digunakan untuk mendukung tugas-tugas administrasi rutin HRM daripada hanya sekedar mengembangkan jasa HRM.

2007: e-HRM dikenal sebagai pengembangan yang inovatif  dan penting dalam HRM. “The general application of IT in HR has spread but remains on an administrative level”. Fungsi utamanya adalah mendukung admin payroll sambil mendukung keputusan stratejik.

 

Memiliki 4 aspek, yaitu:

  1. Content of e-HRM, berkaitan dengan praktek HRM yang dapat didukung oleh IT baik administratif ataupun transformasional.
  2. Implementation of e-HRM, melibatkan proses adopsi dan kesesuaian e-HRM oleh anggota organisasi.
  3. Targeted employees and managers, tidak hanya manajemen dan karyawan tetapi keseluruhan organisasi untuk memenuhi kebutuhan stakeholders.
  4. Consequences of e-HRM, keseluruhan departemen HRM, organisasi dan serangkaian organisasi melakukan pertukaran melalui nilai yang diperoleh dari e-HRM.

 

Tujuan E-HRM

Meningkatkan layanan HRD (baik karyawan atau manajemen)

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam HRD.

Mendukung HRD menjadi mitra stratejik (strategic partner) dalam mencapai tujuan organisasi.

 

Tipe-tipe E-HRM

Operational e-HRM, Memberi perhatian terhadap fungsi operasional dari SDM yaitu pengajian, data pribadi karyawan, dsb.

Relational e-HRM, Memberi perhatian terhadap pihak-pihak pendukung bisnis proses, seperti pelatihan, rekruitmen, seleksi dsb.

Transformational e-HRM, Memberi perhatian terhadap strategi-strategi SDM dan aktifitasnya seperti knowledge management, strategic orientation, dsb

 

Keuntungan E-HRM

  • Membantu pekerjaan sehari-hari,
  • Meningkatkan akurasi dan mengurangi human error serta subyektifitas,
  • Mendapatkan evaluasi dan umpan balik dari tingkat staf paling bawah,
  • Dapat menghemat waktu dan sumber daya,
  • Dapat dukungan dari sistem organisasi yang sudah menerapkan E-HRM,
  • Design pengunaan yang mudah karena didukung teknologi terkini,
  • Standarisasi dapat dijalankan dengan baik.

 

Kerugian E-HRM

  • Memerlukan investasi yang tinggi dan biaya pemeliharaan yang tinggi pula. untuk ukuran bisnis kecil tentu sangat berat,
  • untuk bisnis skala kecil tidak terlalu memberi dampak,
  • mengurangi hubungan antar manusia karena tergantikan dengan teknologi,
  • mengurangi interaksi atasan dengan bawahan,
  • terdapat resiko pembajakan (hacking), data hilang, dsb.

Sabtu, 12 Desember 2020

Cukup & Biarkan

Ada saatnya, dimana saya tidak lagi mengemis temu

Tidak lagi, menyampah dengan ratusan kata rindu

Cukup, cukup untuk terus menuggu

Saya semakin terbiasa dengan waktu

Membiarkan berjalan semaumu

Perihal rindu, biarkan hilang ditelan ragu

-A-

Senin, 24 Februari 2020

Budaya Organisasi

Pengertian Budaya Organisasi menurut  beberapa para ahli :

  • Susanto (2006) memberikan definisi budaya organisasi sebagai nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi kedalam perusahaan sehingga masing-masing  anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku.
  • Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi. 
  • Sedangkan Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa "Budaya Organisasi" adalah perangkat sistem nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, asumsi-asumsi, atau norma-norma yang telah lama berlaku dan disepakati oleh semua anggota perusahaan sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah perushaan. Budaya Organisasi juga disebut sebagai Budaya Perusahaan.


Lantas apa pentingnya budaya organisasi?

Budaya perusahaan atau organisasi sangat berperan penting dalam menciptakan kelancaran dalam segala aspek yang berjalan di perusahaan. Budaya yang kuat dan positif juga sangatlah berpengaruh kepada perilaku dan efektivitas kinerja perusahaan atau suatu organisasi. Karena itu sangatlah penting pemahaman budaya organisasi dalam suatu perusahaan sebagai wujud bentuk kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama seperti mengenai nilai-nilai yang mengikat dan batas-batas normatif perilaku anggota di organisasi. Secara spesifik, peranan budaya organisasi adalah membantu menciptakan rasa memiliki terhadap organisasi, menciptakan jati diri anggota organisasi, menciptakan keterikatan emosional antara organisasi dan karyawan yang terlibat di dalamnya, membantu menciptakan stabilitas organisasi sebagai sistem sosial dan menemukan pola pedoman perilaku sebagai hasil dari norma-norma kebiasaan yang terbentuk dalam keseharian. Karakteristik kunci yang merupakan inti dari budaya organisasi adalah Member identity,Group emphasis, People focus, Unit integration, Control, Risk tolerance, Reward Criteria, Conflict Tolerance, Means-ends orientation, Open-system fokus.

Selain memberikan manfaat bagi organisasi, pentingnya budaya organisasi juga terlihat dari fungsi dan manfaat budaya organisasi itu sendiri, berikut beberapa manfaat budaya organisasi menurut Robins (1993) : 

  1. Membatasi peran yang membedakan antara suatu organisasi dengan organisasi yang lain. 
  2. Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi para anggota organisasi . 
  3. Mementingkan tujuan bersama daripada tujuan pribadi  
  4. Menjaga stabilitas organisasi.

Sedangkan fungsi dari budaya organisasi menurut Menurut Robbins (1996 : 294) :

  1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain. 
  2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
  3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang. 
  4. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
  5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Tipe-tipe budaya organisasi menurut Stephen Robbins (2006) :

  • Networked culture adalah anggota sebagai teman/keluarga. Budaya ini ditandai tingkat sosiabilitas atau kesenangan bergaul tinggi dan tingkat solidaritas rendah.
  •  Mercenary culture adalah organisasi fokus pada tujuan. Tingkat sosiabilitas rendah dan tingkat solidaritas tinggi.
  • Fragmented culture adalah organisasi yang dibuat oleh para individualis (low sociability, low on solidarity).
  • Communal culture adalah organisasi menilai baik persahabatan dan kinerja (high on sociability, high on solidarity).

Dalam bukunya, Noe dan Mondy (1996:237) mengatakan ada dua tipe Budaya Organisasi, yaitu Open and Participative Culture dan Closed and Autocratic Culture.  

Open and Participative Culture. Budaya organisasi ini ditandai dengan pencapaian tujuan output yang tinggi dengan didukung adanya rasa percaya pada bawahan, komunikasi yang terbuka, kepemimpinan yang supportif dan penuh perhatian, penyelesaian masalah secara tim, adanya otonomi pekerja, dan berbagi informasi. 

Closed and Autocratic Culture. Budaya organisasi ini ditandai dengan pencapaian tujuan output yang tinggi, namun pencapaian tersebut mungkin lebih dinyatakan dan dipaksakan organisasi dengan pemimpin yang otokrasi dan kuat.

Tiga pandangan budaya organisasi:

  1. Pandangan Holistis, mencakup semua fase budaya dan memadukan perkembangan historikal dengan sifat-sifat yang dinamis.
  2. Pandangan Variabel, mencakup pandangan perilaku dan lebih memfokuskan pada ekspresi budaya dalam bentuk verbal dan perilaku fisik (tangible) 
  3. Pandangan Kognitif, memfokuskan pada ide, konsep, rancangan, keyakinan, nilai/norma yang dilihat sebagai inti dari fenomena kompleks yang disebut budaya. Pandangan ini menyatakan bahwa budaya organisasi adalah suatu konstruksi aturan-aturan sosial yang dapat menuntun persepsi dan pikiran.

Selasa, 12 Maret 2019

Business Communication

Communication comes from Latin word communis, means common. Business communication is the process of establishing a common understanding between or process among people within a business environment. Business communication purposes, Receiver understanding, Receiver response, Favorable relationship, Organizational goodwill.

 

Business communication patterns : 

Internal communication pattern, vertical, horizontal, network.  

External communication pattern, flows between a business organization and the entities with which it interacts.

 

Nature of a communication : 

Formal communication. Business related, possibly with some personal touches. Usually, is planned by the organization, flows in all directions, is essential for the effective operation   of  the business. 

Informal communication. Sometimes referred to as a grapevine, consist of both business-related and personal information. Usually, is not planned by the organization, flows in all directions.

Communication Process
 Communicating in the workplace :

  1. Trends in the workplace 
  2. The process of communication 
  3. Barriers that creates misunderstanding 
  4. Overcoming the barriers 
  5. Organizational communication 
  6. Flow of information 
  7. Barriers to the flow of information 
  8. Surmounting barriers to effective communication 
  9. Ethical behavior & Five common ethical traps 
  10. Goals of ethical business communication 
  11. Tools for doing the right thing

Communication barriers include Bypassing, Limited frame of reference, Lack of language skills, Lack of listening skills, Emotional interference, Physical distraction. Overcoming obstacles in communication is  Realize that communication is imperfect, Adapt the message to the receiver, Improve your language and listening skills, Question your preconceptions, and Encourage feedback. How to achieve ethical communication ? Telling the truth, Labeling opinions, Being objective, Writing and speaking clearly, and Giving credit.

 
Free Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Website templateswww.seodesign.usFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver