Senin, 24 Februari 2020

Budaya Organisasi

Pengertian Budaya Organisasi menurut  beberapa para ahli :

  • Susanto (2006) memberikan definisi budaya organisasi sebagai nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi kedalam perusahaan sehingga masing-masing  anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku.
  • Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi. 
  • Sedangkan Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa "Budaya Organisasi" adalah perangkat sistem nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, asumsi-asumsi, atau norma-norma yang telah lama berlaku dan disepakati oleh semua anggota perusahaan sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah perushaan. Budaya Organisasi juga disebut sebagai Budaya Perusahaan.


Lantas apa pentingnya budaya organisasi?

Budaya perusahaan atau organisasi sangat berperan penting dalam menciptakan kelancaran dalam segala aspek yang berjalan di perusahaan. Budaya yang kuat dan positif juga sangatlah berpengaruh kepada perilaku dan efektivitas kinerja perusahaan atau suatu organisasi. Karena itu sangatlah penting pemahaman budaya organisasi dalam suatu perusahaan sebagai wujud bentuk kesepakatan bersama. Kesepakatan bersama seperti mengenai nilai-nilai yang mengikat dan batas-batas normatif perilaku anggota di organisasi. Secara spesifik, peranan budaya organisasi adalah membantu menciptakan rasa memiliki terhadap organisasi, menciptakan jati diri anggota organisasi, menciptakan keterikatan emosional antara organisasi dan karyawan yang terlibat di dalamnya, membantu menciptakan stabilitas organisasi sebagai sistem sosial dan menemukan pola pedoman perilaku sebagai hasil dari norma-norma kebiasaan yang terbentuk dalam keseharian. Karakteristik kunci yang merupakan inti dari budaya organisasi adalah Member identity,Group emphasis, People focus, Unit integration, Control, Risk tolerance, Reward Criteria, Conflict Tolerance, Means-ends orientation, Open-system fokus.

Selain memberikan manfaat bagi organisasi, pentingnya budaya organisasi juga terlihat dari fungsi dan manfaat budaya organisasi itu sendiri, berikut beberapa manfaat budaya organisasi menurut Robins (1993) : 

  1. Membatasi peran yang membedakan antara suatu organisasi dengan organisasi yang lain. 
  2. Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi para anggota organisasi . 
  3. Mementingkan tujuan bersama daripada tujuan pribadi  
  4. Menjaga stabilitas organisasi.

Sedangkan fungsi dari budaya organisasi menurut Menurut Robbins (1996 : 294) :

  1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain. 
  2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
  3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang. 
  4. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
  5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Tipe-tipe budaya organisasi menurut Stephen Robbins (2006) :

  • Networked culture adalah anggota sebagai teman/keluarga. Budaya ini ditandai tingkat sosiabilitas atau kesenangan bergaul tinggi dan tingkat solidaritas rendah.
  •  Mercenary culture adalah organisasi fokus pada tujuan. Tingkat sosiabilitas rendah dan tingkat solidaritas tinggi.
  • Fragmented culture adalah organisasi yang dibuat oleh para individualis (low sociability, low on solidarity).
  • Communal culture adalah organisasi menilai baik persahabatan dan kinerja (high on sociability, high on solidarity).

Dalam bukunya, Noe dan Mondy (1996:237) mengatakan ada dua tipe Budaya Organisasi, yaitu Open and Participative Culture dan Closed and Autocratic Culture.  

Open and Participative Culture. Budaya organisasi ini ditandai dengan pencapaian tujuan output yang tinggi dengan didukung adanya rasa percaya pada bawahan, komunikasi yang terbuka, kepemimpinan yang supportif dan penuh perhatian, penyelesaian masalah secara tim, adanya otonomi pekerja, dan berbagi informasi. 

Closed and Autocratic Culture. Budaya organisasi ini ditandai dengan pencapaian tujuan output yang tinggi, namun pencapaian tersebut mungkin lebih dinyatakan dan dipaksakan organisasi dengan pemimpin yang otokrasi dan kuat.

Tiga pandangan budaya organisasi:

  1. Pandangan Holistis, mencakup semua fase budaya dan memadukan perkembangan historikal dengan sifat-sifat yang dinamis.
  2. Pandangan Variabel, mencakup pandangan perilaku dan lebih memfokuskan pada ekspresi budaya dalam bentuk verbal dan perilaku fisik (tangible) 
  3. Pandangan Kognitif, memfokuskan pada ide, konsep, rancangan, keyakinan, nilai/norma yang dilihat sebagai inti dari fenomena kompleks yang disebut budaya. Pandangan ini menyatakan bahwa budaya organisasi adalah suatu konstruksi aturan-aturan sosial yang dapat menuntun persepsi dan pikiran.
 
Free Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Website templateswww.seodesign.usFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver